BIOS
2.1 Pengertian BIOS
BIOS
adalah tingkatan terendah dari perangkat lunak yang mengkonfigurasi
atau memanipulasi perangkat keras. BIOS adalah singkatan dari Basic
Input Output System,dalam sistem
komputer IBM PC atau kompatibelnya (komputer yang berbasis keluarga
prosesor Intel x86) merujuk kepada kumpulan rutin perangkat lunak yang
mampu melakukan hal-hal berikut:
Inisialisasi (penyalaan) serta pengujian terhadap perangkat keras (dalam proses yang disebut dengan Power On Self Test, POST)
Memuat dan menjalankan sistem operasi
Mengatur
beberapa konfigurasi dasar dalam komputer (tanggal, waktu, konfigurasi
media penyimpanan, konfigurasi proses booting, kinerja, serta kestabilan
komputer)
Membantu sistem operasi dan aplikasi dalam proses pengaturan perangkat keras dengan menggunakan BIOS Runtime Services.
BIOS
menyediakan antarmuka komunikasi tingkat rendah, dan dapat
mengendalikan banyak jenis perangkat keras (seperti keyboard). Karena
kedekatannya dengan perangkat keras, BIOS umumnya dibuat dengan
menggunakan bahasa rakitan (assembly) yang digunakan oleh mesin yang
bersangkutan.
Istilah
BIOS pertama kali muncul dalam sistem operasi CP/M, yang merupakan
bagian dari CP/M yang dimuat pada saat proses booting dimulai yang
berhadapan secara langsung dengan perangkat keras (beberapa mesin yang
menjalankan CP/M memiliki boot loader sederhana dalam ROM). Kebanyakan
versi DOS memiliki sebuah berkas yang disebut "IBMBIO.COM" (IBM PC-DOS)
atau "IO.SYS" (MS-DOS) yang berfungsi sama seperti halnya CP/M disk
BIOS.Kata BIOS juga dapat diartikan sebagai "kehidupan" dalam tulisan
Yunani (Βίος).
Dalam BIOS, terdapat beberapa komponen dasar, yakni sebagai berikut:
Program
BIOS Setup yang memungkinkan pengguna untuk mengubah konfigurasi
komputer (tipe harddisk, disk drive, manajemen daya listrik, kinerja
komputer, dll) sesuai keinginan. BIOS menyembunyikan detail-detail cara
pengaksesan perangkat keras yang cukup rumit apabila dilakukan secara
langsung.
Driver untuk perangkat-perangkat keras dasar, seperti video adapter, perangkat input, prosesor, dan beberapa perangkat lainnya untuk sistem operasi dasar 16-bit (dalam hal ini adalah keluarga DOS).
Program bootstraper utama yang memungkinkan komputer dapat melakukan proses booting ke dalam sistem operasi yang terpasang.
Contoh dari CMOS Setup (Phoenix BIOS)
Saat ini, ada beberapa perusahaan penyedia BIOS, yakni sebagai berikut:
Award Software,yang meluncurkan Award BIOS, Award Modular BIOS, dan Award Medallion BIOS
Phoenix
Technologies,yang meluncurkan Phoenix BIOS, dan setelah melakukan
merjer dengan Award Software, meluncurkan Phoenix-Award BIOS.
American Megatrends Incorporated (AMI) yang merilis AMI BIOS, dan AMI WinBIOS.
Microids Research
Para OEM (Original Equipment Manufacturer), seperti Hewlett-Packard/Compaq, IBM/Lenovo, Dell Computer, dan OEM-OEM lainnya.
BIOS
kadang-kadang juga disebut sebagai firmware karena merupakan sebuah
perangkat lunak yang disimpan dalam media penyimpanan yang bersifat
hanya-baca. Hal ini benar adanya, karena memang sebelum tahun 1995, BIOS
selalu disimpan dalam media penyimpanan yang tidak dapat diubah.
Seiring dengan semakin kompleksnya sebuah sistem komputer , maka BIOS
pun kemudian disimpan dalam EEPROM atau Flash memory yang dapat diubah
oleh pengguna, sehingga dapat di-upgrade (untuk mendukung prosesor yang
baru muncul, adanya bug yang mengganggu kinerja atau alasan lainnya).
Meskipun demikian, proses update BIOS yang tidak benar (akibat
dieksekusi secara tidak benar atau ada hal yang mengganggu saat proses
upgrade dilaksanakan) dapat mengakibatkan motherboard mati mendadak,
sehingga komputer pun tidak dapat digunakan karena perangkat yang mampu
melakukan proses booting (BIOS) sudah tidak ada atau mengalami
kerusakan.
Oleh
karena itu, untuk menghindari kerusakan (korupsi) terhadap BIOS,
beberapa motherboard memiliki BIOS cadangan.Selain itu, kebanyakan BIOS
juga memiliki sebuah region dalam EEPROM/Flash memory yang tidak dapat
di-upgrade, yang disebut sebagai "Boot Block". Boot block selalu
dieksekusi pertama kali pada saat komputer dinyalakan. Kode ini dapat
melakukan verifikasi terhadap BIOS, bahwa kode BIOS keseluruhan masih
berada dalam keadaan baik-baik saja (dengan menggunakan metode
pengecekan kesalahan seperti checksum, CRC, hash dan lainnya) sebelum
mengeksekusi BIOS. Jika boot block mendeteksi bahwa BIOS ternyata rusak,
maka boot block akan meminta pengguna untuk melakukan pemrograman BIOS
kembali dengan menggunakan floppy disk yang berisi program flash memory
programmer dan image BIOS yang sama atau lebih baik. Pembuat motherboard
sering merilis update BIOS untuk menambah kemampuan produk mereka atau
menghilangkan beberapa bug yang mengganggu.
BIOS
telah lama digunakan dalam industri PC, yakni semenjak IBM PC dirilis
pada tanggal 21 Agustus 1981. Karena BIOS masih berjalan pada modus real
(real-mode) yang lambat, maka para desainer PC bersepakat untuk
mengganti BIOS dengan yang lebih baik dari BIOS yaitu EFI (Extensible
Firmware Interface) yang diturunkan dari arsitektur IA-64 (Itanium).
Rencananya, hal ini akan direalisasikan pada komputer baru pada tahun
2008.
2.2 Jenis BIOS
2.1.1.Jenis BIOS berdasarkan pabrikan pembuat BIOS:
Award Software
Award BIOS
Pada AWARD BIOS terdapat beberapa menu pokok yaitu: MAIN, ADVANCED, POWER, BOOT, EXIT.
Award Modular BIOS
Award Medallion BIOS
Phoenix Technologies
Phoenix BIOS
Phoenix-Award BIOS
American Megatrends Incorporated (AMI)
AMI BIOS
AMI WinBIOS
Acer Labs
Microid Research
LSI Logic
Winbond
2.1.1.Cara mengakses BIOS berdasarkan pabrikan pembuatnya
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 1.1
2.3 Konfigurasi BIOS
2.3.1 Setting date
Masuk CMOS Setup
Dalam
utama atau sistem setup layar Anda dapat melihat tanggal dan waktu.
Dengan menggunakan tombol panah, navigasi ke tanggal dan mengubah
tanggal. Setelah disorot pada bulan, hari, atau tahun, Anda tekan tombol
panah atau halaman atas atau bawah halaman untuk mengubah tombol
tanggal.
2.3.2 Boot (booting)
Booting
adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu
kepada proses awal menyalakan komputer dimana semua register prosesor
disetting kosong, dan status mikroprosesor/prosesor disetting reset.
Kemudian address 0xFFFF diload di segment code (code segment) dan
instruksi yang terdapat pada alamat address 0xFFFF tersebut dieksekusi.
Secara umum program BIOS (Basic Input Output System), yaitu sebuah
software dasar, terpanggil. Sebab memang biasanya BIOS berada pada
alamat tersebut. Kemudian BIOS akan melakukan cek terhadap semua error
dalam memory, device-device yang terpasang/tersambung kepada komputer --
seperti port-port serial dan lain-lain. Inilah yang disebut dengan POST
(Power-On Self Test). Setelah cek terhadap sistem tersebut selesai,
maka BIOS akan mencari [Sistem Operasi], memuatnya di memori dan
mengeksekusinya. Dengan melakukan perubahan dalam setup BIOS (kita dapat
melakukannya dengan menekan tombol tertentu saat proses booting mulai
berjalan), kita dapat menentukan agar BIOS mencari Sistem Operasi ke
dalam floppy disk, hard disk, CD-ROM, USB dan lain-lain, dengan urutan
yang kita inginkan.
BIOS
sebenarnya tidak memuat Sistem Operasi secara lengkap. Ia hanya memuat
satu bagian dari code yang ada di sektor pertama (first sector, disebut
juga boot sector) pada media disk yang kita tentukan tadi.
Bagian/fragmen dari code Sistem Operasi tersebut sebesar 512 byte, dan 2
byte terakhir dari fragmen code tersebut haruslah 0xAA55 (disebut juga
sebagai boot signature). Jika boot signature tersebut tidak ada, maka
media disk dikatakan tidak bootable, dan BIOS akan mencari Sistem
Operasi pada media disk berikutnya.
Fragmen
code yang harus berada pada boot sector tadi disebut sebagai boot-strap
loader. BIOS akan memuat boot-strap loader tersebut ke dalam memory
diawali pada alamat 0x7C00, kemudian menjalankan boot-strap loader tadi.
Akhirnya sekarang kekuasaan berpindah kepada boot-strap loader untuk
memuat Sistem Operasi dan melakukan setting yang diperlukan agar Sistem
Operasi dapat berjalan. Rangkaian proses inilah yang dinamakan dengan
booting.
2.3.3 VGA share
VGA
Share memory berfungsi untuk mengatur jumlah memory yang dialokasikan
untuk VGA Card Onboard yang diambil dari RAM. Biasanya mulai dr 1MB -
384MB
2.3.4 Enable atau disable onboard (I/O)
Fungsi
BIOS yang digunakan untuk mengenable (aktif) atau mendisable (non
aktif) pada media antarmuka (I/O) pada onboard motherboard.
2.3.5.Beep code
Beep
code itu diberikan oleh komputer untuk short diagnostic pada waktu
power-up, ini disebut POST, dari POST inilah kita bisa tahu kerusakan
atau kekurangan apa yang terjadi
Untuk AWARD BIOS :
No Beeps No Power, Loose Card, or Short.
1 Short Beep Normal POST, computer is ok.
Short Beep POST error, review screen for error code.
Continuous Beep No Power, Loose Card, or Short.
Repeating Short Beep No Power, Loose Card, or Short.
One Long and one Short Beep Motherboard issue.
One Long and Two short Beeps Video (Mono/CGA Display Circuitry) issue.
One Long and Three Short Beeps. Video (EGA) Display Circuitry.
Three Long Beeps Keyboard / Keyboard card error.
One Beep, Blank or Incorrect Display Video Display Circuitry
B.Untuk Phoenix BIOS :
1-1-1-3 Verify Real Mode.
1-1-2-1 Get CPU type.
1-1-2-3 Initialize system hardware.
1-1-3-1 Initialize chipset registers with initial POST values.
1-1-3-2 Set in POST flag.
1-1-3-3 Initialize CPU registers.
1-1-4-1 Initialize cache to initial POST values.
1-1-4-3 Initialize I/O.
1-2-1-1 Initialize Power Management.
1-2-1-2 Load alternate registers with initial POST values.
1-2-1-3 Jump to UserPatch0.
1-2-2-1 Initialize keyboard controller.
1-2-2-3 BIOS ROM checksum.
1-2-3-1 8254 timer initialization.
1-2-3-3 8237 DMA controller initialization.
1-2-4-1 Reset Programmable Interrupt Controller.
1-3-1-1 Test DRAM refresh.
1-3-1-3 Test 8742 Keyboard Controller.
1-3-2-1 Set ES segment to register to 4 GB.
1-3-3-1 28 Autosize DRAM.
1-3-3-3 Clear 512K base RAM.
1-3-4-1 Test 512 base address lines.
1-3-4-3 Test 512K base memory.
1-4-1-3 Test CPU bus-clock frequency.
1-4-2-4 Reinitialize the chipset.
1-4-3-1 Shadow system BIOS ROM.
1-4-3-2 Reinitialize the cache.
1-4-3-3 Autosize cache.
1-4-4-1 Configure advanced chipset registers.
1-1-1-3 Verify Real Mode.
1-1-2-1 Get CPU type.
1-1-2-3 Initialize system hardware.
1-1-3-1 Initialize chipset registers with initial POST values.
1-1-3-2 Set in POST flag.
1-1-3-3 Initialize CPU registers.
1-1-4-1 Initialize cache to initial POST values.
1-1-4-3 Initialize I/O.
1-2-1-1 Initialize Power Management.
1-2-1-2 Load alternate registers with initial POST values.
1-2-1-3 Jump to UserPatch0.
1-2-2-1 Initialize keyboard controller.
1-2-2-3 BIOS ROM checksum.
1-2-3-1 8254 timer initialization.
1-2-3-3 8237 DMA controller initialization.
1-2-4-1 Reset Programmable Interrupt Controller.
1-3-1-1 Test DRAM refresh.
1-3-1-3 Test 8742 Keyboard Controller.
1-3-2-1 Set ES segment to register to 4 GB.
1-3-3-1 28 Autosize DRAM.
1-3-3-3 Clear 512K base RAM.
1-3-4-1 Test 512 base address lines.
1-3-4-3 Test 512K base memory.
1-4-1-3 Test CPU bus-clock frequency.
1-4-2-4 Reinitialize the chipset.
1-4-3-1 Shadow system BIOS ROM.
1-4-3-2 Reinitialize the cache.
1-4-3-3 Autosize cache.
1-4-4-1 Configure advanced chipset registers.
1-4-4-2 Load alternate registers with CMOS values.
2-1-1-1 Set Initial CPU speed.
2-1-1-3 Initialize interrupt vectors.
2-1-2-1 Initialize BIOS interrupts.
2-1-2-3 Check ROM copyright notice.
2-1-2-4 Initialize manager for PCI Options ROMs.
2-1-3-1 Check video configuration against CMOS.
2-1-3-2 Initialize PCI bus and devices.
2-1-3-3 Initialize all video adapters in system.
2-1-4-1 Shadow video BIOS ROM.
2-1-4-3 Display copyright notice.
2-2-1-1 Display CPU type and speed.
2-2-1-3 Test keyboard.
2-2-2-1 Set key click if enabled.
2-2-2-3 56 Enable keyboard.
2-2-3-1 Test for unexpected interrupts.
2-2-3-3 Display prompt "Press F2 to enter SETUP".
2-2-4-1 Test RAM between 512 and 640k.
2-3-1-1 Test expanded memory.
2-3-1-3 Test extended memory address lines.
2-3-2-3 Configure advanced cache registers.
2-3-3-1 Enable external and CPU caches.
2-3-3-3 Display external cache size.
2-3-4-1 Display shadow message.
2-3-4-3 Display non-disposable segments.
2-4-1-1 Display error messages.
2-4-1-3 Check for configuration errors.
2-4-2-1 Test real-time clock.
2-4-2-3 Check for keyboard errors
2-4-4-1 Set up hardware interrupts vectors.
2-4-4-3 Test coprocessor if present.
3-1-1-1 Disable onboard I/O ports.
3-1-1-3 Detect and install external RS232 ports.
3-1-2-1 Detect and install external parallel ports.
3-1-2-3 Re-initialize onboard I/O ports.
3-1-3-1 Initialize BIOS Data Area.
3-1-3-3 Initialize Extended BIOS Data Area.
3-1-4-1 Initialize floppy controller.
3-2-1-1 Initialize hard-disk controller.
3-2-1-2 Initialize local-bus hard-disk controller.
3-2-1-3 Jump to UserPatch2.
3-2-2-1 Disable A20 address line.
3-2-2-3 Clear huge ES segment register.
3-2-3-1 Search for option ROMs.
3-2-3-3 Shadow option ROMs.
3-2-4-1 Set up Power Management.
3-2-4-3 Enable hardware interrupts.
3-3-1-1 Set time of day.
3-3-1-3 Check key lock.
3-3-3-1 Erase F2 prompt.
3-3-3-3 Scan for F2 key stroke.
3-3-4-1 Enter SETUP.
3-3-4-3 Clear in-POST flag.
3-4-1-1 Check for errors
3-4-1-3 POST done--prepare to boot operating system.
3-4-2-1 One beep.
3-4-2-3 Check password (optional).
3-4-3-1 Clear global descriptor table.
3-4-4-1 Clear parity checkers.
3-4-4-3 Clear screen (optional).
3-4-4-4 Check virus and backup reminders.
4-1-1-1 Try to boot with INT 19.
4-2-1-1 Interrupt handler error.
4-2-1-3 Unknown interrupt error.
4-2-2-1 Pending interrupt error.
4-2-2-3 Initialize option ROM error.
4-2-3-3 Extended Block Move.
4-2-4-1 Shutdown 10 error.
4-3-1-3 Initialize the chipset.
4-3-1-4 Initialize refresh counter.
4-3-2-1 Check for Forced Flash.
4-3-2-2 Check HW status of ROM.
4-3-2-3 BIOS ROM is OK.
4-3-2-4 Do a complete RAM test.
4-3-3-1 Do OEM initialization.
4-3-3-2 Initialize interrupt controller.
4-3-3-3 Read in bootstrap code.
4-3-3-4 Initialize all vectors.
4-3-4-1 Boot the Flash program.
4-3-4-2 Initialize the boot device.
4-3-4-3 Boot code was read OK.
C.Untuk AMI BIOS :
short DRAM refresh failure
2. short Parity circuit failure
3. short Base 64K RAM failure
4. short System timer failure
5. short Process failure
6. short Keyboard controller Gate A20 error
7. short Virtual mode exception error
8. short Display memory Read/Write test failure
9. short ROM BIOS checksum failure
10. short CMOS shutdown Read/Write error
11. short Cache Memory error
12.1 long, 3 short Conventional/Extended memory failure
13.1 long, 8 short Display/Retrace test failed
2. short Parity circuit failure
3. short Base 64K RAM failure
4. short System timer failure
5. short Process failure
6. short Keyboard controller Gate A20 error
7. short Virtual mode exception error
8. short Display memory Read/Write test failure
9. short ROM BIOS checksum failure
10. short CMOS shutdown Read/Write error
11. short Cache Memory error
12.1 long, 3 short Conventional/Extended memory failure
13.1 long, 8 short Display/Retrace test failed
Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan BIOS (Basic
Input Output System) adalah bagian dari komputer yang berisikan
kumpulan informasi tentang motherboard,langsung berkomunikasi dengan
perangkat keras komputer atau bagian komputer yang mengatur sistem input
output komputer dan mengatur semua perangkat atau komponen yang ada di
motherboard.
Fungsi BIOS adalah
Mendeteksi dan melakukan konfigurasi antara perngakat-perangkat media penyimpanan standard yang biasanya dimiliki sebuah PC.
Melakukan Post untuk mendeteksi apakah perngakat-perangkat vital sudah terinstal dengan benar pada system PC
Mendeteksi dan menentukan letak system operasi yang terpasang pada PC
Melakukan pengaturan waktu secara realtime
Melakukan konfigurasi memory utama maupun memori cache.
Mendeteksi dan melakukan pengaturan untuk port-port
Mendeteksi dan melakukan pengaturan untuk frekwensi yang dipakai pada system prosessor.
Mendeteksi dan mengatur urutan pencarian perangkat untuk booting awal
Melakukan proteksi untuk PC
Dalam BIOS, terdapat beberapa komponen dasar, yakni sebagai berikut:
Program
BIOS Setup yang memungkinkan pengguna untuk mengubah konfigurasi
komputer (tipe harddisk, disk drive, manajemen daya listrik, kinerja
komputer, dll) sesuai keinginan. BIOS menyembunyikan detail-detail cara
pengaksesan perangkat keras yang cukup rumit apabila dilakukan secara
langsung.
Driver untuk perangkat-perangkat keras dasar, seperti video adapter, perangkat input, prosesor, dan beberapa perangkat lainnya untuk sistem operasi dasar 16-bit (dalam hal ini adalah keluarga DOS).
Program bootstraper utama yang memungkinkan komputer dapat melakukan proses booting ke dalam sistem operasi yang terpasang.
Saat ini, ada beberapa perusahaan penyedia BIOS, yakni sebagai berikut:
Award Software, yang meluncurkan Award BIOS, Award Modular BIOS, dan Award Medallion BIOS
Phoenix
Technologies, yang meluncurkan Phoenix BIOS, dan setelah melakukan
merjer dengan Award Software, meluncurkan Phoenix-Award BIOS.
American Megatrends Incorporated (AMI) yang merilis AMI BIOS, dan AMI WinBIOS.
Microids Research
Para OEM (Original Equipment Manufacturer), seperti Hewlett-Packard/Compaq, IBM/Lenovo, Dell Computer, dan OEM-OEM lainnya
3.2 Saran
Dari
uraian beberapa kesimpulan diatas tersebut penulis menyadari bahwa pada
saat pembuatan laporan ini masih banyak informasi-informasi yang belum
mampu penulis uraiakan karena keterbatasan pengetahuan maka harapan
penulis:
Mengembangkan laporan yang telah dibuat oleh penulis menjadi lebih baik dan sempurna.
Diharapkan dapat memberikan kritik dan saran untuk menutupi kekurangan laporan ini.
Keterbatasan
wawasan penulis semoga dapat ditutup dengan melanjutkan pencarian
informasi-informasi dari sumber lain yang lebih lengkap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar